Minggu, 05 Mei 2013
tugas soft skill akuntansi internasional - kurikulum pendidikan 2013
Nama : Mediana Putri Ismuningtyas
Kelas : 4EB15
NPM :2609101
Implementasi Kurikulum 2013 Menjadikan Guru-guru
Seperti Robot
Perwakilan guru di Kota Kupang menilai implementasi kurikulum pendidikan 2013 akan menjadikan guru-guru seperti robot. Alasannya, semua Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus disusun oleh pemerintah pusat. Sedangkan guru hanya siap untuk mengajar dengan RPP yang ada.
"Silabus dan RPP sesuai
Kurikulum 2013 ini, semuanya disusun atau disiapkan pemerintah pusat. Kondisi
ini sama saja guru dijadikan seperti robot," ujar Pembantu Rektor I Bidang
Akademik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Drs. Kristianus
Manek, M.Sc, pada acara Focus Group Discussion (FGD) di Kampus Unwira Kupang,
Jumat (12/4/2013).
Diskusi terbatas dengan tema
"Kurikulum 2013 dan Kualitas Pendidikan," ini diselenggarakan Litbang
Harian Kompas. Hadir pada diskusi itu beberapa guru, yakni Alex Kapitan
Langkeru (guru SMPN 11 Kupang), Yustinus Darmo Tukan (guru SMPN 1 Kupang),
Wilem Beribe (guru SMA Giovanni Kupang), Dorce Aiyal (guru SDI Fatufeto 1
Kupang), Rosalin Toi (Kepala SDI Oeleta Kupang) dan Imam Nawawi (Kepala
Madrasah Ibtidayah Fathul Mubin Namosain). Moderator dari Litbang Kompas, M.
Toto Suryaningtyas dan BI Purwantari.
Menurut Manek, proses sosialisasi
kurikulum 2013 di sekolah dan implementasinya perlu melalui kajian, terutama
evaluasi terhadap kurikulum 2006 lalu.
"Untuk kurikulum 2013, silabus,
RPP disiapkan atau disusun dari pusat. Kalau itu kondisinya, maka kita jadi
seperti robot. Seharusnya kurikulum yang dibuat bisa mempertimbangkan
karakteristik wilayah," tegas Manek.
Dia menjelaskan, dalam kurikulum
2006 para guru tidak siap untuk mengimplementasikannya karena berkaitan dengan
keterbatasan persiapan perangkat pembelajaran.
"Selain itu, pendidikan dan
latihan (diklat) tidak intens. Waktu yang dialokasikan satu minggu biasanya
dibuat dua atau tiga hari saja, sehingga dari segi kemampuan guru menafsir saja
apa yang diperoleh dari diklat itu dalam membuat instrumen pembelajaran," ungkapnya.
Manek juga mengatakan, perubahan
kurikulum pendidikan harus disesuikan dengan perkembangan minimal 5 -10 tahun.
Apabila program dalam kurikulum itu bisa terarah, maka diperlukan evaluasi.
"Lalu kapan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006 dievaluasi, efektivitasnya
bagaimana?" tanya Manek.
Menurut pendapat saya :
Para siswa belajar lebih fokus ke mata pelajaran jurusan
saja hal ini bertujuan untuk memperdalam ilmu tentang jurusan yg diambil
sebagai contoh untuk jurusan akuntansi di SMK para murid hanya mempelajari ilmu
yang berhubungan dengan akuntansi.
Para orang tua murid pun lebih ringan dalam mengeluarkan
biaya untuk buku, hal ini dikarenakan biaya yang dikeluarkan biasanya untuk 12
mata pelajaran sekarang hanya 10 mata pelajaran. Disamping itu untuk sekolah
negeri juga mendapatkan sumbangan dana dari pemerintah dan untuk sekolah swasta
besarnya sumbangan tergantung dari besar atau kecilnya sekolah swasta tersebut.
Kesiapan dari gurunya sendiri belum ada hal ini dikarenakan
belum ada sosialisasi dari pihak sekolah
dan disini guru seperti robot karena para guru hanya menjalankan silabus yang
telah dibuat oleh pemerintah pusat.
Sekolah sebagai tempat terjadinya penerapan kurikulum
tersebut juga belum ada sosialisasi dan training secara khsusus untuk membahas
tentang cara mengimplementasikan kurikulum tersebut dari pemerintah.
Dalam penerapan kurikulum yang baru ini pemerintah mengeluarkan
budget sebesar Rp. 6844
miliar menjadi Rp 2491 triliun dan jumlah ini masih diaudit oleh pemerintah
pusat dan belum disetujui oleh pihak DPR RI. Dan pemerintah sendiri sedang
mempersiapkan untuk mensosialisasikan ke sekolah-sekolah terutama kepada
guru-guru untuk diterapkan rencananya pada bulan juli besok.
Langganan:
Postingan (Atom)