Sabtu, 19 November 2011
Pembebasan HUtang indonesia
Jakarta – Pemerintah Jerman menyetujui pembebasan utang sebesar 25,6 juta euro, sebagai pembatalan utang pertama, apabila pemerintah bersedia mengalokasikan 50%-nya bagi dunia pendidikan.
Sekretaris Dubes Jerman untuk Indonesia Hendrik Barkeling menyatakan empat konsolidasi atas utang komersial Indonesia sudah mencapai tahap akhir negosiasi, dengan total kesepakatan sebesar euro307 juta.
“Nilai kesepakatan itu berefek pada kredit ekspor KfW, yang harus dibayar 2002, yang dijadwal ulang pada 2008-2021,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, kemarin.
Pembebasan utang diharapkan memberikan kontribusi untuk mengurangi kesulitan keuangan pada anggaran pemerintah, jelasnya.
Komitmen tersebut, menurut Barkeling, merupakan program pembebasan yang paling maju dan nyata, yang disponsori oleh negara anggota forum Paris Club. “Pembebasan itu akan dimulai pada permulaan 2003.”
Sektor prioritas
Menurut siaran pers itu, pemerintah Jerman maupun Indonesia (Depkeu) sepakat pendidikan dasar sebagai sektor yang jadi prioritas Indonesia untuk pembebasan utang pertama dari Jerman.
Pada 2 Oktober lalu, Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW)-lembaga kerja sama ekonomi pemerintah Jerman-dan Depkeu menandatangani dasar kesepakatan untuk program pembebasan utang kedua sejumlah 23 juta euro.
“Lebih disukai, bila proyek itu terkait dengan proyek RI-Jerman yang sedang ber-langsung,” ujar Barkeling.
Grup KfW, atas nama pemerintah Jerman, berencana menandatangani pembebasan utang bilateral pertama dengan Depkeu hari ini.
Pembebasan utang untuk pendidikan tersebut, menurut Barkeling, akan digunakan untuk meningkatkan pelatihan guru ilmu pengetahuan alam pada sekolah dasar di 17 provinsi.
Siaran pers tersebut menyebutkan lebih dari 510 pusat pelatihan baru akan dibangun sehingga memberikan kondisi dan fasilitas yang lebihbaik bagipelatihan guru IPA.
Program tersebut, menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan Kantor Kedutaan Jerman dan Grup KfW, terkait langsung dengan proyek kerja sama pembangunan Indonesia dan Jerman, yaitu SEQIP.
Proyek tersebut memfokuskan pada perbaikan pengajaran dan pelajaran IPA di 33.000 sekolah, melalui penyediaan materi pengajaran yanglebih baik serta memperkenalan metode pengajaran modern.
Terdapat delapan negara yang berminat mengkonversi utang Indonesia, yaitu Kanada, Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Selandia Baru, Swedia dan Inggris.
Sekretaris Dubes Jerman untuk Indonesia Hendrik Barkeling menyatakan empat konsolidasi atas utang komersial Indonesia sudah mencapai tahap akhir negosiasi, dengan total kesepakatan sebesar euro307 juta.
“Nilai kesepakatan itu berefek pada kredit ekspor KfW, yang harus dibayar 2002, yang dijadwal ulang pada 2008-2021,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, kemarin.
Pembebasan utang diharapkan memberikan kontribusi untuk mengurangi kesulitan keuangan pada anggaran pemerintah, jelasnya.
Komitmen tersebut, menurut Barkeling, merupakan program pembebasan yang paling maju dan nyata, yang disponsori oleh negara anggota forum Paris Club. “Pembebasan itu akan dimulai pada permulaan 2003.”
Sektor prioritas
Menurut siaran pers itu, pemerintah Jerman maupun Indonesia (Depkeu) sepakat pendidikan dasar sebagai sektor yang jadi prioritas Indonesia untuk pembebasan utang pertama dari Jerman.
Pada 2 Oktober lalu, Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW)-lembaga kerja sama ekonomi pemerintah Jerman-dan Depkeu menandatangani dasar kesepakatan untuk program pembebasan utang kedua sejumlah 23 juta euro.
“Lebih disukai, bila proyek itu terkait dengan proyek RI-Jerman yang sedang ber-langsung,” ujar Barkeling.
Grup KfW, atas nama pemerintah Jerman, berencana menandatangani pembebasan utang bilateral pertama dengan Depkeu hari ini.
Pembebasan utang untuk pendidikan tersebut, menurut Barkeling, akan digunakan untuk meningkatkan pelatihan guru ilmu pengetahuan alam pada sekolah dasar di 17 provinsi.
Siaran pers tersebut menyebutkan lebih dari 510 pusat pelatihan baru akan dibangun sehingga memberikan kondisi dan fasilitas yang lebihbaik bagipelatihan guru IPA.
Program tersebut, menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan Kantor Kedutaan Jerman dan Grup KfW, terkait langsung dengan proyek kerja sama pembangunan Indonesia dan Jerman, yaitu SEQIP.
Proyek tersebut memfokuskan pada perbaikan pengajaran dan pelajaran IPA di 33.000 sekolah, melalui penyediaan materi pengajaran yanglebih baik serta memperkenalan metode pengajaran modern.
Terdapat delapan negara yang berminat mengkonversi utang Indonesia, yaitu Kanada, Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Selandia Baru, Swedia dan Inggris.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar