anaZone

Pages

  • Beranda

Total Tayangan Halaman

Blog Archive

  • ►  2013 (30)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (8)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
  • ▼  2011 (30)
    • ▼  November (30)
      • PENALARAN DEDUKTIF
      • PPH PSL 21
      • penalaran induktif
      • Kasus Koperasi
      • Skema Kredit bagi Koperasi dan anggota Koperasi
      • SISA HASIL USAHA
      • KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA
      • CARA MENDIRIKAN KOPERASI
      • SEJARAH & KONSEP KOPERASI
      • Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Koperasi
      • PASAR TRADISIONAL TERJEPIT
      • SISTEM EKONOMI INDONESIA
      • STATISTIK
      • AKUNTASI DAN ANGGARAN
      • Pembebasan HUtang indonesia
      • Inflasi
      • Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
      • PERLINDUNGAN KONSUMEN
      • HAKI
      • HUKUM DAGANG
      • Hukum Perikatan
      • hukum perdata
      • SUBYEK DAN OBYEK HUKUM
      • PENGERTIAN HUKUM
      • HIPERTENSI
      • Kandungan Gizi Kacang Merah
      • Teh Minuman Kesehatan
      • Khasiat Bawang Putih
      • ARTIKEL TENTANG KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
      • STROKE

About Me

Foto Saya
style fresh fun
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Ads 468x60px

Popular Posts

  • SISTEM STANDAR BIAYA
     A. Definisi Sistem Standar Biaya Sistem standar biaya merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya sedemikian rup...
  • KOMPUTER DAN KEAMANAN SISTEM INFORMASI
    Komputer dan Keamanan Sistem Informasi  Istilah Dalam Sistem Keamanan Komputer Hacker Adalah Ora...
  • APLIKASI-APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
    Pemrosesan Order Penjualan KET. PD = Piutang Dagang BB = Buku Besar PNGHN = Penagihan OP = Order Penjualan ...
  • PENENTUAN KOS VARIABEL
    Manajemen puncak terdiri dan orang-orang yang bertugas mengambil keputusan, memberikan perintah, membentuk kebijaksanaan, dan mengarahkan ...
  • SISTEM BIAYA TAKSIRAN
    2.1 Pengertian Sistem Biaya Taksiran Sistem biaya taksiran adalah salah satu sistem biaya yang ditentukan di muka untuk mengolah produk ata...

Follow Now.......!

my writter

  • ►  2013 (30)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (19)
    • ►  Januari (8)
  • ►  2012 (8)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
  • ▼  2011 (30)
    • ▼  November (30)
      • PENALARAN DEDUKTIF
      • PPH PSL 21
      • penalaran induktif
      • Kasus Koperasi
      • Skema Kredit bagi Koperasi dan anggota Koperasi
      • SISA HASIL USAHA
      • KOPERASI SEBAGAI BADAN USAHA
      • CARA MENDIRIKAN KOPERASI
      • SEJARAH & KONSEP KOPERASI
      • Pengertian Dan Prinsip-Prinsip Koperasi
      • PASAR TRADISIONAL TERJEPIT
      • SISTEM EKONOMI INDONESIA
      • STATISTIK
      • AKUNTASI DAN ANGGARAN
      • Pembebasan HUtang indonesia
      • Inflasi
      • Anti Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
      • PERLINDUNGAN KONSUMEN
      • HAKI
      • HUKUM DAGANG
      • Hukum Perikatan
      • hukum perdata
      • SUBYEK DAN OBYEK HUKUM
      • PENGERTIAN HUKUM
      • HIPERTENSI
      • Kandungan Gizi Kacang Merah
      • Teh Minuman Kesehatan
      • Khasiat Bawang Putih
      • ARTIKEL TENTANG KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
      • STROKE

Featured Posts Coolbthemes

Followers

Minggu, 20 November 2011

PENALARAN DEDUKTIF

I. Penalaran Deduktif
Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah cara berpikir dengan berdasar pada suatu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan. Pernyataan dasar tersebut merupakan premis, sedangkan kesimpulan merupakan implikasi pernyataan dasar tersebut.

II. Silogisme
Pengertian Silogisme
Silogisme adalah suatu pengambilan kesimpulan dari dua macam keputusan (yang mengandung unsur yang sama dan salah satunya harus universal), suatu keputusan yang ketiga yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya.

Macam-Macam Silogisme
A. Silogisme Kategorik
Adalah silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik , Demi lahirnya konklusi maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal, sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau singuler, tetapi bisa juga proposisi universal tetapi ia diletakkan di bawah aturan pangkalan umumnya. Pangkalan khusus bisa menyatakan permasalahan yang berbeda dari pangkalan umumnya, tetapi bisa juga merupakan kenyataan yang lebih khusus dari permasalahan umumnya. Dengan demikian satu pangkalan umum dan satu pangkalan khusus dapat dihubungkan dengan berbagai cara, tetapi hubungan itu harus diperhatikan kwalitas dan kwantitasnya agar kita dapat mengambil konklusi yang valid.
Contoh :
Semua makhluk hidup pasti akan mati.
Semua manusia adalah makhluk hidup.

Pangkalan umum di sini adalah proposisi pertama sebagai pernyataan universal yang ditandai dengan kuantifier ‘ semua ‘ untuk menegaskan sifat yang berlaku bagi makhluk hidup secara menyeluruh. Pangkalan khusussnya adalah proposisi kedua, meskipun ia juga merupakan pernyataan universal ia berada di bawah aturan pernyataan pertama sehingga dapat kita simpulkan : semua manusia pasti akan mati.

B. Silogisme Hipotetik
Adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya . Sebenarnya silogisme hipotetik tidak memiliki premis mayor maupun primis minor karena kita ketahui premis mayor itu mengandung terem predikat pada konklusi , sedangkan primis minor itu mengandung term subyek pada konklusi .
Pada silogisme hipotetik term konklusi adalah term yang kesemuanya dikandung oleh premis mayornya, mungkin bagian anteseden dan mungkin pula bagian konsekuensinya tergantung oleh bagian yang diakui atau di pungkiri oleh premis minornya. Kita menggunakan istilah itu secara analog , karena premis pertama mengandung permasalahan yang lebuh umum , maka kita sebut primis mayor , bukan karena ia mengandung term mayor. Kita menggunakan premis minor , bukan karena ia mengandung term minor , tetapi lantaran memuat pernyataan yang lebih khusus.
Macam tipe silogisme hipotetik :
a) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti :
Jika hujan, saya mengenakan jas hujan.
Sekarang hujan.
Jadi saya mengenakan jas hujan.
b) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Bila hujan, air sungai akan meluap.
Sekarang air sungai telah meluap.
Jadi hujan telah turun.
c) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecendent, seperti :
Jika Nurdin Halid tidak mundur, maka kerusuhan akan timbul.
Nurdin Halid mundur.
Jadi kerusuhan tidak akan timbul.
d) Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya, seperti :
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.

C. Silogisme Alternatif
Bentuk Silogisme Alterantif :
- Memiliki premis mayor dan premis minor.
- Premis mayor menggunakan ungkapan alternatif.
- Premis minor menolak salah satu pilihan.
- Memiliki satu konklusi.

Misal :
Premis mayor : A atau B
Premis minor : Bukan A
Konklusi : B

Premis mayor : A atau B
Premis minor : Bukan B
Konklusi : A

III. Entimen
Pengertian Entimen
Entimen ialah silogisme yang dipendekkan.
Contoh :
Manusia pasti akan mati karena manusia adalah makhluk hidup.

Diposting oleh style fresh fun di 11.52
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama
Langganan: Posting Komentar (Atom)
@ 2011 anaZone; Many thanks to: Blogger Templates / blog Design Company / SEO / free template Blog